Nabire, Jubi – Kepolisian Resort (Polres) Nabire, Papua Tengah, hingga saat ini masih mendalami pelaku yang menewaskan kepala kampung Topo, Abner Wabes dan salah seorang warga bernama Markus Madai, pada Senin, (5/6/2023).
Korban Abner Wabes meninggal dunia di tempat, saat mendatangi lokasi kedua pihak yang berkonflik akibat sengketa tanah, sehingga bisa dikatakan meninggal dunia oleh masyarakatnya sendiri. Sedangkan Markus Madai juga meninggal dunia oleh sekelompok masyarakat. Di mana korban atas nama Markus Madai ini bersama istrinya berkendara dari kota Nabire menuju rumahnya di Topo sehingga ia merupakan pengguna jalan raya.
Kapolres Nabire, AKBP I Ketut Suarnaya mengatakan, saat ini pihaknya masih mengusut pelaku pembunuhan yang terjadi di Topo akibat konflik tapal batas.
“Reskrim sudah bekerja dari pertama kejadian mulai olah TKP, tim inafis turun ke lapangan, mendata kerugian baik penganiayaan, hilangnya nyawa orang, kebakaran dan lain sebagainya”, kata Kapolres Nabire, AKBP I Ketut Suarnaya, Selasa, (20/6/2023).
Hal tersebut juga telah disampaikannya kepada publik saat mediasi penanganan konflik tapal batas di kampung Topo dan Kampung Urumusu antara kelompok adat suku Lani, suku Mee dan suku Wate di aula Wicaksana Laghawa Polres Nabire, Selasa (13/6/2023).
Ia juga mengaku pihaknya telah mendapatkan informasi dari pihak keluarga bahwa masih ada seseorang yang hingga saat ini belum pulang ke rumah sehingga diduga masih ada jasad yang perlu dicari secara bersama.
“Terkait jasad dari kelompok adat suku Lani yang belum ketemu kita sedang cari. Sedangkan untuk pelaku pembunuhan terhadap dua orang itu masih dalam penyidikan Reskrim,” ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya berupaya meredam situasi dengan secara musyawarah agar tetap kondusif.
“Kalau tidak ada pertemuan, tidak ada solusi seperti pelepasan hak adat yang sudah dicabut. Selanjutnya akan direncanakan penentuan tapal batas,” katanya.
Suarnaya mengatakan, warga masyarakat Nabire yang melakukan pemalangan di setiap lorong masuk, agar dibuka seperti biasanya.
“Saya harap agar warga di Nabire tidak terpancing dengan isu-isu tidak bertanggungjawab yang dibangun dan warga yang memang jalan atau lorong-lorong masuk ke pemukiman warga agar membubarkan diri dan biarkan aktivitas berjalan seperti biasa,” katanya. (*)